Senin, 25 Juni 2012

Al-Arsyadi, Semakin hari terus menuju ke arah yang lebih baik



Kalimat di atas cukup sederhana, seringkali Abuya KH. Drs. Saifuddin Marzuki (red: Pimpinan Pondok) ucapkan pada setiap pertemuan. Baik itu dengan santri ataupun wali santri. Kalimat yang-sebenarnya-amat mudah kita cerna dan dapat diimplementasikan, baik secara langsung ataupun bertahap dan berkesinambungan.
Eksistensi Pondok Pesantren Al-Islami Al-Arsyadi, yang kini sudah 2 tahun berdiri di tengah perkampungan masyarakat Handil Baru, terus berbenah secara internal dan eksternal mengiringi perkembangan kemajuan zaman. Pembaharuan di segala bidang; disiplin, kurikulum pendidikan, sarana prasarana, pemenuhan kebutuhan santri, dewan guru dan pengurus pondok. Menjadi konsistensi pemikiran agar tercipta lingkungan pesantren yang dinamis dan kondusif
Sebagai langkah nyata pemenuhan kebutuhan dan penunjang dalam kurikulum pendidikan. Ekstrakurikuler khususnya, PP. Al-Islami Al-Arsyadi sudah memiliki sarana prasarana kegiatan yang dapat menjadi pilihan bagi santri. Di antaranya; pengadaan ruang laboratorium komputer dan multimedia, olahraga dan bela diri, keterampilan seni dan budaya serta kegaitan pramuka. 
Beragamnya kegiatan santri di dalam pondok, tidak lain merupakan upaya agar mereka (red; santri) mampu menumbuhkembangkan bakat dan keterampilan. Paradigma pendidikan keterampilan santri memang terus digalakkan secara kontinyu. “Semua kegiatan di sini, diperuntukkan untuk santri agar bakat dan keterampilan mereka terasah dan tentunya bekal mereka nanti ketika terjun di tengah masyarakat”, Demikian disampaikan H.Udin-sapaan akrab KH. Drs. Saifuddin Marzuki.
Selain itu, H. Udin menambahkan,  kegiatan santri tersebut juga wujud nyata dari visi pesantren. Yaitu, mencetak kader-kader pemimpin umat yang ber-imtaq dan iptek serta mampu bersaing secara positif demi kemajuan umat islam.
Pesantren yang kini disebut-sebut sebagai satu-satunya lembaga pendidikan Islam Terpadu di wilayah Kecamatan Samboja. Memang, terus melakukan inovasi paradigma pendidikan yang berkesinambungan. Dengan mengkombinasikan pendidikan Iman dan Takwa serta Ilmu pengetahuan dan Teknologi dalam satuan kurikulum pendidikan pesantren.
“Di pondok ini, santri tidak hanya mendapatkan ilmu umum saja, tetapi juga ilmu agama yang juga penting untuk mereka milki”. Ujarnya saat menjelaskan tentang kurikulum pesantren.
Dengan sistem Home Full Day Schooling dan Dormitory System (red; sekolah santri dan mukim di asrama) adalah bagian dari inovasi paradigma pendidikan. Pesantren yang berdiri di atas tanah seluas 35.100 m2 dan dihuni 300-an santri yang berasal dari berbagai wilayah seputar Samboja, Muara Jawa, Sanga-sanga dan beberapa kota lain di Kalimantan Timur ini. Dengan tidak mengenal lelah untuk belajar, beribadah dan beramal. Yang tentunya tak terlepas dari tuntunan sunnah Rasulullah SAW.,.
KH. Drs. Saifuddin Marzuki, selaku pimpinan pondok sekaligus sebagai kepala sekolah baik di tingkat MTs dan SMA Islam Ulumuddin mencoba mengembangkan pola pendidikan Islam Terpadu. Dimana kurikulum kementrian agama dan diknas dipadukan dengan kepesantrenan.
Al-Arsyadi kini semakin menapakkan jati dirinya dengan pendidikan Islam Terpadu. Dengan mengacu pada pendidikan penciptaan karakter santri dengan didasarkan pada ketujuh paradigma pendidikan. 
Pendidikan kepesantrenan ini kedepannya akan menjadi grandmaster plan pendidikan kesantrian di Al-Arsyadi, meliputi tujuh aspek, meliputi; Pertama, Spiritual Education, dengan melandaskan keyakinan (Iman), syariat (Islam), prilaku dan akhlaq (Ihsan). Santri diharapkan mampu menerapkan praktek-praktek ibadah baik yang wajib maupun sunnah. Kedua, Intellectual Education, sama halnya dengan kurikulum yang berlaku pada Kementrian Pendidikan Nasional ataupun yang mengacu pada Kurikulum yang berlaku pada Kementrian Agama. Hanya saja, pada aplikasi terapannya lebih ditekankan pada pemantapan bahasa, khususnya Arab dan Inggris.
Ketiga, lanjut H.Udin-adalah- Emotional Education, santri memliki potensi dan bakat yang perlu diasah dan dibina secara optimal. Kecerdasan intelektual mereka juga diusahakan melalui berbagai kelompok keilmuan dan penerbitan, karena dari sinilah akan lahir bibit-bibit intelektual muda, penulis, penerjemah, wartawan dan berbagai profesi lainnya.
Keempat, Vocational Education, bertujuan menanamkan “jiwa” wiraswastawan dan pekerja keras dalam diri mereka, sehingga bisa dijadikan bekal ketika sudah terjun di tengah-tengah masyarakat. Komputer adalah salah satunya
Kelima, Social Education, pendidikan yang dinamis, dimulai dari kehidupan di kamar, masjid, dapur, kelas dan sarana-sarana umum lainnya. Semuanya dibingkai dengan nilai-nilai Islami, Ma’hadi, Tarbawi dan Wathoni.
Keenam, Leadership and Management Education, Pendidikan kepemimpinan dan manajemen dididik  lewat berbagai kegiatan; dari kelompok-kelompok santri, klub-klub minat, keorganisasian, kepanitian, dan kepramukaan. Semuanya itu insya Allah menjadi media yang efektif untuk mencetak santri menjadi seorang pemimpin yang kapabel dan profesional, walaupun disadari penekanannya pada pemberian bekal-bekal dasar kepemimpinan dan manajemen.
Dan ketujuh, Natural Environmental Education pendidikan mencintai lingkungan yang dikondisikan lewat program ri’ayatul bi’ah yang berlangsung secara mekanik dan dilakukan oleh para siswa, dalam merawat dan membersihkan lingkungan secara kesadaran dan bertanggungjawab. Prinsip dari pola pendidikan ini adalah “tidak ada sampah di pondok ini kecuali yang berasal dari alam”.

Pola tujuh pendidikan tadi, kini terus digalakkan dan diharapkan ke depan menjadi karakter pesantren dalam menuju persaingan global. Keberadaan pesantren di tengah masyarakat heterogen ini, menjadi pencerah bagi umat. Dimana selain mendukung program pengentasan buta aksara, tetapi juga minimnya kesadaran untuk belajar ilmu agama dapat terpenuhi di Pondok Pesantren Al-Islami Al-Arsyadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar